INILAH AQIDAH
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory
Markiz Ahlussunnah – Darul Hadits Dammaj
1433 H
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله رب العالمين
والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له ولا إله سواه، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله الذي اصطفاه واجتباه وهداه،
صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليماً كثيراً إلى يوم الدين. أما بعد:
Dengan nama Alloh yang (الرَّحْمَنِ)
“Maha Pengasih” lagi (الرَّحِيمِ) “Maha Penyayang”.
Segala puji bagi Alloh
Robb semesta alam, dan akibat (yang baik) untuk orang-orang yang bertaqwa, dan
tidaklah ada permusuhan melainkan hanya kepada orang-orang yang zholim.
Dan aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh saja, tidak ada
sekutu baginya dan tidak ada sesembahan selain-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya yang mengunggulkannya, memilihnya dan
menunjukinya, Alloh bersholawat kepadanya dan kepada keluarga dengan
sebenar-benar sholawat yang banyak hingga hari kiamat.
Kemudian setelah itu:
هَذِهِ عَقِيدَتِي
INI ADALAH AQIDAHKU
أنا مُسلِمٌ، قال الله تعالى: {قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161) قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا
أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) } [الأنعام: 161 - 164].
Pertama: Saya adalah muslim
(orang yang berpasrah diri), Alloh Ta’ala berkata: “Katakanlah:
Sesungguhnya Robbku telah memberikanku petunjuk kepada jalan yang lurus sebagai
agama yang lurus, agamanya Ibrohim yang lurus dan tidaklah dia termasuk dari
orang-orang musyrik (yang mempersekutukan Alloh). Katakanlah: Sesungguhnya
sholatku, sesembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Alloh Robbnya semesta
alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan yang demikian itu aku diperintah dan aku
termasuk orang yang pertama-tama mempasrahkan diri”. (Al-An’am:
162-164).
أنا مُؤْمِنٌ، قال الله تعالى: {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 285].
Kedua: Saya adalah mu’min
(orang yang beriman), Alloh Ta’ala berkata: “Rosul
beriman terhadap apa-apa yang diturunkan kepadanya dari Robbnya, dan
orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh, Malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, dan Rosul-rosul-Nya, tidaklah kita membedakan antara satu
Rosul dengan Rosul-rosul-Nya, dan mereka berkata: “Kami mendengar dan kami
taat, Robb kami ampunilah kami dan hanya kepada-Mulah kami akan kembali”. (Al-Baqoroh:
285).
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
«ذاق طعم الإيمان من رضي بالله ربا، وبالإسلام دينا، وبمحمد رسولا». (رواه مسلم عن
العباس بن عبد المطلب).
Ketiga: Aku telah meridhoi
bagi Alloh sebagai Robb, dan bagi Islam sebagai agama dan bagi Muhammad(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sebagai Nabi. Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: “Rasa manisnya keimanan adalah bagi
siapa yang ridho kepada Alloh sebagai Robb, Islam sebagai agama dan Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sebagai Rosul”. (HR. Muslim dari ‘Abbas bin ‘Abdil
Mutholib).
أنا سُني سَلفِي، وَفِي “السُّنَنِ” عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ
سَارِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ:
«عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
مِنْ بَعْدِي تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتُ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ». قَالَ
التِّرْمِذِيُّ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Keempat: Saya adalah sunny
salafy, di dalam “As-Sunan” dari Irbath bin Sariyah bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: “Wajib atas kalian (berpegang teguh) dengan
sunnahku dan sunnahnya kholifah yang terpilih yang diberi petunjuk dari
setelahku, kalian berpegang teguh dengannya, dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham, dan
wasapadalah kalian dengan perkara baru (dalam agama) karena setiap bid’ah
adalah sesat”.
At-Tirmidzi berkata: Ini adalah hadits hasan shohih.
أعتقد أن الله {لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ} [الشورى: 11].
Kelima: Aku berkeyakinan
bahwasanya Alloh (“tidak ada yang serupa dengan-Nya sesuatu apapun, dan Dia
adalah (السَّمِيعُ) “Maha Mendengar” lagi (الْبَصِيرُ) “Maha Melihat”. (Asy-Syuro’:
11).
أعتقد أن الله فوق سماواته، قال الله تَعَالَى: {سَبِّحِ اسْمَ
رَبِّكَ الْأَعْلَى} [الأعلى: 1]، وقال تعالى: {إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ} [الأعراف: 54].
Keenam: Aku berkeyakinan
bahwasnaya Alloh di atas langit-langit-Nya, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Maha suci Alloh Robbmu
(الْأَعْلَى) “Yang Paling Tinggi”. (Al-A’la’: 1).
Dan Dia (تَعَالَى) berkata: “Sesungguhnya Robbmu adalah Alloh yang Dia
telah menciptakan langit-langit dan bumi dalam waktu enam hari, lalu Dia
ber-sitiwa’ di atas ‘Arsy-Nya”. (Al-A’rof: 54).
أعتقد أن سنة النبي صلى الله عليه وسلم وحي، قال الله تعالى: {وَمَا
يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)} [النجم: 3 - 5].
وعَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ الْكِنْدِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ
وَمِثْلَهُ مَعَهُ، أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ». (رواه
أحمد).
Ketuju: Aku berkeyakinan
bahwahsanya sunnahnya Nabi (صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah
wahyu, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Dan tidaklah dia berkata dari hawa nafsunya,
melainkan dia adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”. (An-Najm: 3-4).
Dan dari Al-Miqdam bin Ma’dy Karib Al-Kindy, beliau berkata:
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ) berkata:Ketahuilah
bahwasanya saya diberikan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan yang semisalnya bersamanya,
ketahuilah bahwsanya aku diberikan Al-Qur’an dan yang semisalnya bersamanya”. (HR.
Ahmad).
أعتقد أن الجمعية سنة اليهود والنصارى، قال الله تعالى: {يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ
لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ } [التوبة: 34].
Kedelapan:
Aku berkeyakinan bahwasanya Jam’iyyah (yayasan) adalah sunnahnya orang-orang Yahudi dan
Nashoro’ (Kristen), Alloh (تَعَالَى) berkata: “Wahai orang-orang yang
beriman sesungguhnya kebanyakan dari ulama’ dan ahli ibadah (orang-orang
Yahudi) memakan harta-harta manusia dengan cara bathil dan mereka membuntuti
jalannya Alloh. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan mereka tidak
menginfakkannya ke jalan Alloh maka kabarkanlah kepada mereka dengan azab yang
pedih”. (At-Taubah: 34).
أرى هذه الجمعية سبباً لفرقة المسلمين، قال الله: {وَلَا تَكُونُوا
كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ
وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105].
Kesembilan:
Aku berpendapat bahwasanya Jam’iyyah (yayasan) ini
sebagai sebab terhadap berpecahnya kaum muslimin, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Janganlah
kalian menjadi seperti orang-orang yang berpecah belah dan mereka berselisih
setelah datang penjelasan-penjelasan kepada mereka, dan bagi mereka itu adalah
azab yang pedih”. (Ali Imron: 105).
أعتقد أن معهد النساء المشهور -عند الأندونيسيين- بتربية النساء
بِدْعَةٌ وَضَلَالَةٌ، قال الله تعالى: {وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى} [الأحزاب: 33]. وعَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُولُ: «لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ
إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ، وَلَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي
مَحْرَمٍ، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ امْرَأَتِي
خَرَجَتْ حَاجَّةً، وَإِنِّي اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ:
فَانْطَلِقْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ» ) . (رواه البخاري ومسلم). وَفي
“الْبُخَارِيِّ”: «لَا تُسَافِرِ امْرَأَةٌ إِلَّا مَعَ مَحْرَمٍ، وَلَا يَدْخُلْ
عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ: إِنِّي أُرِيدُ
جَيْشَ كَذَا وَكَذَا، وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ، قَالَ: «اخْرُجْ مَعَهَا».
Kesepuluh:
Aku berkeyakinan bahwa ma’hadnya para wanita yang dikenal di kalangan
orang-orang Indoensia dengan “Tarbiyatun Nisa’ ‘” adalah bid’ah yang sesat, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Dan
menetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berselok dengan
berseloknya orang jahiliyyah yang terdahulu”. (Al-Ahzab: 33).
Dan dari Ibnu ‘Abbas (رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا) bahwasanya beliau
mendengar Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ)berkata: “Janganlah
seseorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali wanita tersebut
bersama mahromnya, dan janganlah seorang wanita melakukan safar (perjalanan)
kecuali bersama mahromnya. Maka berdiri seseorang lalu bertanya:
“Wahai Rosululloh! Sesungguhnya istriku keluar untuk haji dan aku sudah
didaftar pada pertempuran demikian dan demikian, maka Nabi berkata:“Pergilah
kamu dan hajilah bersama istrimu”. (HR. Al-Bukhory dan Muslim).
Dan di dalam “(Shohih) Al-Bukhory“: “Janganlah
seorang wanita melakukan safar (bepergian) melainkan bersama mahromnya, dan
janganlah seseorang laki-laki masuk kepadanya melainkan bersamanya mahrom
wanita tersebut”. Maka seseorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya saya
ingin menjadi prajurit (pada pertempuran) demikian dan demikian, dan istriku
ingin haji. Nabi berkata:“Keluarlah (untuk haji) bersamanya”.
أعتقد عَلَى عَدَمِ جَوَازِ المسؤولَينِ في عصر واحد، سواء اتسعت دار
الإسلام أم لا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إذا بويع لخليفتين، فاقتلوا
الآخر منهما». (رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري).
Kesebelas:
Aku berkeyakinan atas tidak bolehnya (ada) dua penanggung jawab (pemimpin)
dalam satu waktu, sama saja negri Islam telah meluas atau tidak?! Rosululloh Shallallahu
‘Alaihi wa Sallamberkata: “Jika diba’iat (diadakan janji setia)
kepada dua pemimpin, maka perangilah oleh kalian yang (dibai’at) terakhir dari
keduanya tersebut”. (HR. Muslim dari Abu sa’id Al-Khudry).
12. أعتقد أن المؤمنين أهلُ الجنة، قال الله تعالى: {إِنَّ الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي
مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9) دَعْوَاهُمْ فِيهَا
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (10)} [يونس: 9، 10].
Keduabelas:
Aku berkeyakinan bahwa orang-orang yang beriman adalah penduduk jannah (surga),
Alloh (تَعَالَى) berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
orang-orang beramal kebaikan maka Alloh memberikan petunjuk kepada mereka
dengan sebab keimanan mereka, mengalir di bawa mereka sungai-sungai, mereka di
dalam jannah (surga) yang penuh kenikmatan. Do’a mereka di dalamnya “Maha suci
Engkau Ya Alloh dan penutup do’a mereka di dalam Jannah adalah ucapan salam,
dan akhir do’a mereka sesungguhnya pujian hanya untuk Alloh Robb semesta alam”. (Yunus:
9-10). -selesai-