Powered By Blogger

Translate

Jumat, 20 Juli 2012

INILAH AQIDAH


INILAH AQIDAH

Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbory
Markiz 
Ahlussunnah – Darul Hadits Dammaj
1433 H
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله رب العالمين والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ولا إله سواه، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله الذي اصطفاه واجتباه وهداه، صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليماً كثيراً إلى يوم الدين. أما بعد:
Dengan nama Alloh yang (الرَّحْمَنِ) “Maha Pengasih” lagi (الرَّحِيمِ) “Maha Penyayang”.
Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam, dan akibat (yang baik) untuk orang-orang yang bertaqwa, dan tidaklah ada permusuhan melainkan hanya kepada orang-orang yang zholim.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Alloh saja, tidak ada sekutu baginya dan tidak ada sesembahan selain-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya yang mengunggulkannya, memilihnya dan menunjukinya, Alloh bersholawat kepadanya dan kepada keluarga dengan sebenar-benar sholawat yang banyak hingga hari kiamat.
Kemudian setelah itu:
هَذِهِ عَقِيدَتِي
INI ADALAH AQIDAHKU
أنا مُسلِمٌ، قال الله تعالى: {قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161) قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) } [الأنعام: 161 - 164].
Pertama: Saya adalah muslim (orang yang berpasrah diri), Alloh Ta’ala berkata: “Katakanlah: Sesungguhnya Robbku telah memberikanku petunjuk kepada jalan yang lurus sebagai agama yang lurus, agamanya Ibrohim yang lurus dan tidaklah dia termasuk dari orang-orang musyrik (yang mempersekutukan Alloh). Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, sesembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Alloh Robbnya semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan yang demikian itu aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama mempasrahkan diri”. (Al-An’am: 162-164).
أنا مُؤْمِنٌ، قال الله تعالى: {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 285].
Kedua: Saya adalah mu’min (orang yang beriman), Alloh Ta’ala berkata: “Rosul beriman terhadap apa-apa yang diturunkan kepadanya dari Robbnya, dan orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan Rosul-rosul-Nya, tidaklah kita membedakan antara satu Rosul dengan Rosul-rosul-Nya, dan mereka berkata: “Kami mendengar dan kami taat, Robb kami ampunilah kami dan hanya kepada-Mulah kami akan kembali”. (Al-Baqoroh: 285).
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ذاق طعم الإيمان من رضي بالله ربا، وبالإسلام دينا، وبمحمد رسولا». (رواه مسلم عن العباس بن عبد المطلب).
Ketiga: Aku telah meridhoi bagi Alloh sebagai Robb, dan bagi Islam sebagai agama dan bagi Muhammad(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sebagai Nabi. Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: “Rasa manisnya keimanan adalah bagi siapa yang ridho kepada Alloh sebagai Robb, Islam sebagai agama dan Muhammad (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sebagai Rosul”. (HR. Muslim dari ‘Abbas bin ‘Abdil Mutholib).
أنا سُني سَلفِي، وَفِي “السُّنَنِ” عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتُ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ». قَالَ التِّرْمِذِيُّ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Keempat: Saya adalah sunny salafy, di dalam “As-Sunan” dari Irbath bin Sariyah bahwasanya Nabi (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: “Wajib atas kalian (berpegang teguh) dengan sunnahku dan sunnahnya kholifah yang terpilih yang diberi petunjuk dari setelahku, kalian berpegang teguh dengannya, dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham, dan wasapadalah kalian dengan perkara baru (dalam agama) karena setiap bid’ah adalah sesat”.
At-Tirmidzi berkata: Ini adalah hadits hasan shohih.
أعتقد أن الله {لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11].
Kelima: Aku berkeyakinan bahwasanya Alloh (“tidak ada yang serupa dengan-Nya sesuatu apapun, dan Dia adalah (السَّمِيعُ) “Maha Mendengar” lagi (الْبَصِيرُ) “Maha Melihat”. (Asy-Syuro’: 11).
أعتقد أن الله فوق سماواته، قال الله تَعَالَى: {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى} [الأعلى: 1]، وقال تعالى: {إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ} [الأعراف: 54].
Keenam: Aku berkeyakinan bahwasnaya Alloh di atas langit-langit-Nya, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Maha suci Alloh Robbmu (الْأَعْلَى) “Yang Paling Tinggi”. (Al-A’la’: 1).
Dan Dia (تَعَالَى) berkata: “Sesungguhnya Robbmu adalah Alloh yang Dia telah menciptakan langit-langit dan bumi dalam waktu enam hari, lalu Dia ber-sitiwa’ di atas ‘Arsy-Nya”. (Al-A’rof: 54).
أعتقد أن سنة النبي صلى الله عليه وسلم وحي، قال الله تعالى: {وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)} [النجم: 3 - 5]. وعَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ الْكِنْدِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ، أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ». (رواه أحمد).
Ketuju: Aku berkeyakinan bahwahsanya sunnahnya Nabi  (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah wahyu, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Dan tidaklah dia berkata dari hawa nafsunya, melainkan dia adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”. (An-Najm: 3-4).
Dan dari Al-Miqdam bin Ma’dy Karib Al-Kindy, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:Ketahuilah bahwasanya saya diberikan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan yang semisalnya bersamanya, ketahuilah bahwsanya aku diberikan Al-Qur’an dan yang semisalnya bersamanya”. (HR. Ahmad).
أعتقد أن الجمعية سنة اليهود والنصارى، قال الله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ } [التوبة: 34].
Kedelapan: Aku berkeyakinan bahwasanya Jam’iyyah (yayasan) adalah sunnahnya orang-orang Yahudi dan Nashoro’ (Kristen), Alloh (تَعَالَى) berkata: “Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya kebanyakan dari ulama’ dan ahli ibadah (orang-orang Yahudi) memakan harta-harta manusia dengan cara bathil dan mereka membuntuti jalannya Alloh. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan mereka tidak menginfakkannya ke jalan Alloh maka kabarkanlah kepada mereka dengan azab yang pedih”. (At-Taubah: 34).
أرى هذه الجمعية سبباً لفرقة المسلمين، قال الله: {وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105].
Kesembilan: Aku berpendapat bahwasanya Jam’iyyah (yayasan) ini sebagai sebab terhadap berpecahnya kaum muslimin, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang berpecah belah dan mereka berselisih setelah datang penjelasan-penjelasan kepada mereka, dan bagi mereka itu adalah azab yang pedih”. (Ali Imron: 105).
أعتقد أن معهد النساء المشهور -عند الأندونيسيين- بتربية النساء بِدْعَةٌ وَضَلَالَةٌ، قال الله تعالى: {وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى} [الأحزاب: 33]. وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُولُ: «لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ، وَلَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ، فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ امْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً، وَإِنِّي اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ: فَانْطَلِقْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ» ) . (رواه البخاري ومسلم). وَفي “الْبُخَارِيِّ”: «لَا تُسَافِرِ امْرَأَةٌ إِلَّا مَعَ مَحْرَمٍ، وَلَا يَدْخُلْ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ: إِنِّي أُرِيدُ جَيْشَ كَذَا وَكَذَا، وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ، قَالَ: «اخْرُجْ مَعَهَا».
Kesepuluh: Aku berkeyakinan bahwa ma’hadnya para wanita yang dikenal di kalangan orang-orang Indoensia dengan “Tarbiyatun Nisa’ ‘” adalah bid’ah yang sesat, Alloh (تَعَالَى) berkata: “Dan menetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berselok dengan berseloknya orang jahiliyyah yang terdahulu”. (Al-Ahzab: 33).
Dan dari Ibnu ‘Abbas (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا) bahwasanya beliau mendengar Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)berkata: “Janganlah seseorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali wanita tersebut bersama mahromnya, dan janganlah seorang wanita melakukan safar (perjalanan) kecuali bersama mahromnya. Maka berdiri seseorang lalu bertanya: “Wahai Rosululloh! Sesungguhnya istriku keluar untuk haji dan aku sudah didaftar pada pertempuran demikian dan demikian, maka Nabi berkata:“Pergilah kamu dan hajilah bersama istrimu”. (HR. Al-Bukhory dan Muslim).
Dan di dalam “(Shohih) Al-Bukhory“: “Janganlah seorang wanita melakukan safar (bepergian) melainkan bersama mahromnya, dan janganlah seseorang laki-laki masuk kepadanya melainkan bersamanya mahrom wanita tersebut”. Maka seseorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya saya ingin menjadi prajurit (pada pertempuran) demikian dan demikian, dan istriku ingin haji. Nabi berkata:“Keluarlah (untuk haji) bersamanya”.
أعتقد عَلَى عَدَمِ جَوَازِ المسؤولَينِ في عصر واحد، سواء اتسعت دار الإسلام أم لا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إذا بويع لخليفتين، فاقتلوا الآخر منهما». (رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري).
Kesebelas: Aku berkeyakinan atas tidak bolehnya (ada) dua penanggung jawab (pemimpin) dalam satu waktu, sama saja negri Islam telah meluas atau tidak?! Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamberkata: “Jika diba’iat (diadakan janji setia) kepada dua pemimpin, maka perangilah oleh kalian yang (dibai’at) terakhir dari keduanya tersebut”. (HR. Muslim dari Abu sa’id Al-Khudry).
12.  أعتقد أن المؤمنين أهلُ الجنة، قال الله تعالى: {إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9) دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (10)} [يونس: 9، 10].
Keduabelas: Aku berkeyakinan bahwa orang-orang yang beriman adalah penduduk jannah (surga), Alloh (تَعَالَى) berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang beramal kebaikan maka Alloh memberikan petunjuk kepada mereka dengan sebab keimanan mereka, mengalir di bawa mereka sungai-sungai, mereka di dalam jannah (surga) yang penuh kenikmatan. Do’a mereka di dalamnya “Maha suci Engkau Ya Alloh dan penutup do’a mereka di dalam Jannah adalah ucapan salam, dan akhir do’a mereka sesungguhnya pujian hanya untuk Alloh Robb semesta alam”. (Yunus: 9-10). -selesai-

MUTIARA YANG BERKILAU

Sebagian orang menyangka bahwa memahami fitnah dan membaca buku-buku yang menjelaskan hakekat suatu fitnah atau buku-buku yang membantah ahlul bathil merupakan suatu perbuatan yang sia-sia dan buang-buang waktu. Hal ini adalah persangkaan yang keliru. Hudzaifah ibnul Yaman -radhiyAllohu ‘anhu- sahabat Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam yang dipercaya untuk memegang rahasia Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِى

Dahulu manusia bertanya kepada Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam perkara-perkara yang baik, dan aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan karena takut hal tersebut akan menimpaku.”

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ

كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَهُ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ قِيلَ لِمَ فَعَلْتَ ذَلِكَ

قَالَ مَنْ اتَّقَى الشَّرَّ وَقَعَ فِي الْخَيْرِ

telah bercerita kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari ['Atho` bin As Sa`ib] dari [Abu Al Bakhturi] berkata; Berkata [Hudzaifah bin Al Yaman]: Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bertanya beliau tentang kebaikan, tapi saya justru bertanya tentang keburukan. Ia ditanya: Kenapa kau melakukannya? Hudzaifah bin Al Yaman menjawab: Barangsiapa menjaga diri dari keburukan, ia berada dalam kebaikan. (Musnad Imam Ahmad no.22300)

Qobishoh bin ‘Uqbah mengatakan: “Tidak akan berhasil orang-orang yang tidak mengetahui perselisihan di antara manusia.” (Jami’ Bayanil Ilmi: 3/47)

Syaihul Islam Mengatakan: ”Siapa saja yang lebih paham terhadap kejelekan maka dia akan lebih tunduk dan hormat terhadap kebenaran, dan dengan kadar pengetahuannya tersebut dia akan lebih mudah untuk menerima petunjuk.” (Majmu’ Al-Fatawa : 5/118)